#MoccaLastShow

oke. demi band idola saya di masa SMA, izinkanlah saya melaporkan situasi konser terakhir mereka di Hall A Senayan, Jakarta, Jumat 15 Juli 2011 kemarin. Ehm, baca judulnya sekali lagi ya, ini bukan review konser God Bless. Ini review Mocca Last Show : "Annabelle and The Music Box". Kalau sampai ada yang nanya gimana performa Ahmad Albar kemarin, jangan heran kalau ada hujan es mendadak.

Setelah 5 jam duduk di mobil dari Bandung, lengkap dengan semua drama di perjalanan, akhirnya kami tiba juga di Hall A Senayan. (Sebenernya kami tiba di Hall B sih, tapi jalan sedikit toh akhirnya sampai juga di tempat yang seharusnya.) Kesan pertama : parkiran penuh. Oke, berarti yang datang banyak. Kesan kedua : Kok belum ada suara berisik apa-apa? Padahal kita datang jam 19.45? Jangan-jangan mocca last show nya AKUSTIK? mampus beraaaat.

tapi ternyata selayaknya acara musik manapun di Indonesia, kurangnya hingar bingar dikarenakan oleh keterlambatan dimulainya acara. begitu saya dan rombongan phyton lou belle shop & monik house masuk, Hall A Senayan penuh sekali sampai ke ujung-ujungnya. memang benar kata pepatah : "posisi menentukan prestasi". saya dan teman saya berhasil mendapatkan tempat nyempil di ujung kiri. pemandangan dan kualitas suara tentu tidak sejernih kalau duduk di tengah, tapi mau pindah juga tampak penuh semua, jadilah kami terima nasib.

Tidak lama setelah kami duduk, masih hah-heh-hoh dengan pemandangan sekitar, dan jujur saja, merinding dengan banyaknya jumlah penonton yang hadir di sana (kalau ini konser band metal pasti saya batal nonton), acara pun dimulai. duo 'story teller' yang sepertinya lebih cocok disebut pelawak : Agus Ringgo Rahman dan Soleh Solihun menyambut penonton malam itu. sepertinya keberadaan mereka sangat menghibur, sempat membuat penonton lupa kalau malam itu adalah konser terakhir Mocca setelah hampir 12 tahun keberadaan mereka di dunia musik Indonesia. mereka menjelaskan secara singkat alur cerita dari Annabelle and The Music Box, tentang gadis bernama Annabelle yang menemukan kotak musik ajaib, dst.

Konser dibuka dengan lagu Dream, diiringi visual Annabelle yang terbangun dari mimpi buruknya dan menemukan kotak musik ajaib. Malam itu, Mocca berkolaborasi dengan banyak musisi seperti Float, Endah & Rhesa, Ade Paloh, Mondo Gascaro hingga White Shoes and The Couples Company. Setiap kolaborasi memiliki selling point tersendiri, saling memperkuat antara lagu yang dibawakan dan karakter musik hasil percampuhan mocca dan bintang tamu itu sendiri. Seperti pada lagu 'This Conversation', Arina berkolaborasi dengan Ade Paloh, dan seandainya konsernya bisa diulang ya, anda mungkin bisa lebih merasakan 'keSOREan' dalam lagu tersebut.

Contoh yang paling mudah dicerna mungkin terdapat pada lagu 'Me & My Boyfriend', dimana Mocca berkolaborasi dengan Endah & Rhesa, seakan menekankan poin kemesraan pada lagu tersebut, membuat hampir seluruh penonton seakan teringat pada pasangan masing-masing. Jadi sementara selama lagu tersebut orang di depan saya asik pacaran dan *ehm* teman di sebelah saya asik SMS-an, saya berusaha konsentrasi pada improvisasi yang dilakukan secara bergantian oleh Endah & Rhesa. Berhasil kok. Improvisasi mereka sukses menghindarkan saya dari perihnya nasib melajang. *eeeeeeaaaaaaaaaaa*

Total ada sekitar 23 lagu dibawakan dalam konser ini, kolaborasi paling akhir lebih tepat jika disebut sebagai 'pertukaran vokalis', dimana Nona Sari dari WSATCC membawakan lagu Mocca "What If", walaupun sambil nyontek, karena iya, liriknya emang susah dihafalin, entah bagaimana membawa suasana baru, lebih retro? lebih segar? mungkin karena bahkan ketika membawakan lagu Mocca pun Nona Sari tetap bergoyang 'manis manja' seperti ketika menyanyikan lagu-lagu WSATCC. Sementara itu Arina diiringi oleh para personel WSATCC membawakan lagu "Senandung Maaf". Ah, sungguh suatu kolaborasi yang sangat unik dan langka, masing-masing band tampil dengan sentuhan baru.

Momen paling mengharukan menurut saya adalah ketika Arina untuk pertama kalinya membawakan lagu nasional "Tanah Airku" ciptaan Ibu Sud. Arina yang akan bertolak ke negeri seberang, Paman Sam, untuk mengikuti suaminya - yang juga menjadi alasan vakumnya Mocca - , membawakan lagu ini dengan penuh penghayatan. Diiringi denting piano, rasanya mustahil ada penonton yang tidak ikut terharu mendengarkannya.

What a night, what a weekend. sungguh disayangkan band sebesar Mocca harus vakum untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan. "Kenapa nggak cari vokalis pengganti?" adalah pertanyaan yang sempat keluar di Press Conference mereka kemarin, dan jawabannya adalah "Dari awal kami memulai band ini bersama Arina, dan rasanya sampai akhir pun lebih baik seperti itu." - kurang lebih seperti itulah jawaban yang diberikan oleh Mocca kemarin, maaf saya kurang ingat. Dan dengan itu pupuslah harapan saya mengajukan diri sebagai vokalis pengganti, hahahahaha.

Long live Mocca, ditunggu reuni nya, selamat untuk Arina yang akan memulai hidup baru, we all know lifes keep on turning :-)

words by : Rara Utami

all photos courtessy of : Marine Ramdhani

No comments:

Post a Comment